Seiring dengan meratanya program vaksin covid-19 di Indonesia, pemerintah akhirnya menerapkan kebijakan new normal. Artinya masyarakat sudah diizinkan untuk melangsungkan kegiatan sosial ekonomi sebagaimana di era sebelum pandemic, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah menjadi standar dan kesadaran Bersama. Kelompok Dasawisma Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Jember merupakan kelompok ibu-ibu tingkat RT yang memiliki kegiatan rutinan seperti pengolahan sampah plastik.
Menyadari hal tersebut, tim pengabdian yang terdiri dari Alditya Putri Yulinarsari, S.Pt., M.Pt.; Angga Rahagiyanto, S.ST., M.T.; dan Satria Budi Kusuma, S.Pt., M.Sc. mencoba berbagi informasi dan keterampilan melalui pengabdian yang bertajuk Emansipasi: Edukasi Mandiri Produksi dengan Susu Pasteurisasi dan Digital Marketing di Kelompok Dasawisma Dusun Tegalsari Kecamatan Ambulu.
Susu menjadi salah satu produk Peternakan sapi dan kambing di Desa Tegalsari. Selama ini hanya disetorkan kepada pengepul atau dijual langsung ke pembeli tanpa pengolahan (raw material). Melihat hal tersebut, tim pengabdian mencoba menawarkan gagasan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai pengolahan susu metode pasturisasi dan pemasaran melalui digital marketing.
“Pasturisasi susu merupakan teknik pengolahan susu dengan cara memanaskan susu sampai suhu 72℃ selama 15 detik dengan tujuan mematikan bakteri pathogen tanpa merusak kandungan nutrisi susu, teknik pasturisasi ini menerapkan metode high temperature short time (HTST),” terang Alditya.
“Selama ini kami mengolah susu dengan cara memasaknya sampai mendidih”, ungkap Lestari, selaku ketua Dasawiswa Desa Tegalsari. Teknik pemasakan susu berbeda dengan memasak air, karena dalam susu terdapat kandungan nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral yang harus dijaga keberadaannya agar susu memberikan manfaat yang optimal bagi peminumnya.
Satria menambahkan, “Selain dipasturisasi, susu juga diberikan penambahan warna agar menarik, pewarna yang ditambahkan berasal dari daun telang. Hal ini dimaksudkan agar bahan pewarna didapatkan dari sumber alami yang minim menimbulkan risiko bagi kesehatan. Daun telang juga mengandung zat antioksidan yang membantu melawan radikal bebas penyebab kanker.”
“Produk susu yang berkualitas dan menarik menjadi kurang lengkap jika tidak pintar dalam pemasaran. Oleh sebab itu sosialisasi dan pelatiahan penggunaan aplikasi marketplace menjadi salah satu agenda yang tak terpisahkan dalam kegiatan ini,” jelas Angga.
Marketplace yang dimaksud adalah media sosial dan ecommerce yang sudah familiar bagi kelompok dasawisma. Dalam pengabdian yang dilaksanakan 22 Juli 2022 ini, tim pengabdian memberiakan mini workshop berjualan produk di facebook marketplace dan Tokopedia. Respon ibu-ibu Dasawisma dari kegiatan ini sangat positif, dengan banyaknya peserta yang antusias saat diadakan demo memasak susu dengan metode pasturisasi. Tim pengabdian berharap dengan dilaksanakan kegiatan pengabdian ini dapat menjadi sarana transfer of knowledge and skill yang pada akhirnya dapat membantu pertumbuhan ekonomi keluarga kelompok Dasawisma di era new normal. Ibu-ibu dasawisma pun sangat berharap kegiatan semacam ini agar dilaksanakan setiap tahun sehingga bisa memperkaya wawasan dan keterampilan.
Artikel terkait: Melalui Intensive Training, Dosen Polije Bantu Cegah PMK melalui Booster Vit-ADE
2 thoughts on “Tingkatkan Literasi Teknologi, Dosen Polije Menggandeng Kelompok Dasawisma Tegalsari Ambulu”