Berangkat dari diskusi antara akademisi Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember (Polije) dengan kelompok Wanita Tani di Desa Sumberan Kecamatan Ambulu Jember terkait permasalahan yang mereka hadapi, yaitu masalah ketersediaan pupuk dan harga pupuk urea yang tidak menentu di pasaran. Kenaikan dan kelangkaan pupuk urea menjadi momok tersendiri bagi Wanita tani yang kesehariannya bertani kangkung dan cabai. Tim pengabdian kepada masyarakat Polije yang terdiri dari Satria Budi Kusuma; Maria ‘Azizah; dan Nur Muhamad memberikan solusi untuk membantu menangani permasalahan tersebut. Program pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan oleh tim dosen Polije yaitu pelatihan pembuatan pupuk organik berupak pupuk kendang dan aplikasi hydroponic fodder sebagai solusi bercocok tanam tanpa tanah.
“Pupuk organic sangat baik untuk perkembangan tanaman, karena memngandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk anorganik dan menjaga tingkat kesuburan tanah, sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit. Karena beberapa anggota kelompok tani juga merupakan peternak kambing dan domba maka pelatihan pembuatan pupuk organik diarahkan pada pembuatan pupuk kandang,” ujar Satria.
Sementara itu guna mengatasi perkecambahan tanaman yang lebih efektif maka diperlukan sentuhan bioteknologi berupa pemanfaatan Methylobacterium spp. dalam proses perendaman biji tanaman. “Bakteri ini dapat menstimulasi perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman dengan cara memproduksi fitohormon,” terang Maria.
Hydroponic fodder merupakan teknik bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, tidak terbatas pada tanaman pertanian namun juga tanaman pakan untuk ternak. Urgensi dari teknik bercocok tanam dengan hidroponic adalah efisiensi lahan dan lebih ramah lingkungan karena mampu meminimalisir kebutuhan air. “Sebagai petani sekaligus peternak, pakan merupakan salah satu unsur biaya produksi terbesar yaitu mencapai 60 -70% dari biaya pemeliharaan ternak.” Jelas Nur.
Tidak hanya memberikan sosialisasi, tim pengabdian juga memberikan pelatihan berupa praktik langsung cara pembuatan pupuk kendang dan aplikasi hidroponic fodder. Para peserta terlihat antusias selama jalannya acara, tak sedikit yang kemudian memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
Satria mengungkapkan bahwa sebagian besar anggota kelompok Wanita tani belum menggunakan pupuk organik dalam pengolahan lahan pertaniannya. Salah satu peserta pelatihan mengatakan bahwa sudah terbiasa menggunakan pupuk pabrikan (urea). Manfaat dari penggunaan pupuk organic belum dapat dirasakan karena belum pernah diaplikasiakan secara kontinyu. Tim pengabdian berharap dengan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan pupuk organic dan hidroponic fodder di kelompok Wanita tani desa Sumberan, Ambulu dapat memberikan manfaat yang berarti. Selanjtnya, diharapkan hasil dari program pelatihan ini dapat diaplikasikan secara berkelanjutan dan terus berkembang di antara anggota kelompok Wanita tani khususnya dan petani desa Sumberan pada umumnya.
Artikel terkait: Inovasi Dosen Polije: Musim Kemarau Tak Lagi Jadi Penghambat Peroleh Hijauan Makanan Ternak
1 thought on “Inovasi Dosen Polije, Musim Kemarau Tak Lagi Jadi Penghambat Peroleh Hijauan Makanan Ternak”