JEMBER-Politeknik Negeri Jember, yang dikenal sebagai Kampus Teaching Factory (TeFa), terus mengembangkan berbagai inisiatif untuk memperkuat program TeFa. Salah satu upaya tersebut adalah melalui penyelenggaraan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dalam skema TeFa. Langkah ini bertujuan mendukung realisasi TeFa sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi vokasi yang tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga sebagai salah satu sumber penghasilan bagi Politeknik Negeri Jember.
Salah satu TeFa yang telah berjalan aktif adalah TeFa Kebun Inovasi, yang fokus pada produksi berbagai produk hasil budidaya tanaman pangan dan hortikultura. Hasil budidaya dari TeFa Kebun Inovasi ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wahana wisata edukatif berbasis pertanian.
Tim dosen Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember (Polije) melihat ini sebagai peluang sekaligus tantangan dalam upaya penguatan Teaching Factory. Hal ini sejalan dengan Rencana Induk Pengabdian Politeknik Negeri Jember 2021-2025 yang menitikberatkan pada pengembangan komoditas agribisnis dan integrasi pertanian dengan pariwisata.
Pada Senin (24/07/2024), telah dilakukan inisiasi pengembangan Agro-Eduwisata TeFa Kebun Inovasi Polije melalui agenda Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pihak pengelola TeFa. Agenda FGD berfokus pada rencana pengembangan master plan Kebun Inovasi sebagai wahana Agro-Eduwisata yang mencakup aspek edukasi, wisata, dan ekonomi. Selain itu, agenda tersebut menghasilkan serangkaian Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan wisata petik jeruk sebagai langkah awal yang nyata dalam inisiasi agro-eduwisata di TeFa Kebun Inovasi Polije.
Baca juga: Politeknik Negeri Jember Optimalkan Promosi Kesehatan
Ujang Tri Cahyono, SP., selaku manajer TeFa Kebun Inovasi Polije, menyampaikan bahwa Tim Pengelola TeFa Kebun Inovasi berharap inisiasi ini dapat didukung dengan pemenuhan fasilitas yang memadai, terutama terkait sanitasi, untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung di masa depan. “Pengembangan Agro-eduwisata di Kebun Inovasi juga perlu mempertimbangkan nilai edukasi dan ekonomi melalui pengembangan produk hasil budidaya spesifik yang menjadi ciri khas Kebun Inovasi Polije, sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” tambah Wishnu Ghita, pengelola senior TeFa Kebun Inovasi Polije.
Tim dosen Jurusan Manajemen Agribisnis Polije juga berharap kegiatan pengabdian masyarakat skema TeFa ini dapat menjadi langkah awal pengembangan pariwisata berbasis TeFa di Polije yang lebih terintegrasi. Untuk itu, diperlukan pengembangan kebijakan, perencanaan, dan penerapan strategi torpedo yang melibatkan seluruh komponen di lingkungan Politeknik Negeri Jember.