Ekonomi sirkular adalah sebuah sistem atau model ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi linear. Ekonomi sirkular bukan hanya membahas pengelolaan limbah yang lebih baik dengan lebih banyak melakukan daur ulang, namun ekonomi sirkular juga mencakup serangkaian intervensi yang luas di semua sektor ekonomi, seperti efisiensi sumber daya dan pengurangan emisi karbon. Dewasa ini Peternakan ruminansia masih dianggap sebagai penyumbang gas rumah kaca terbesar di dunia karena menghasilkan gas metan (CH4). Akan tetapi di sisi lain peternakan ruminansia juga berperan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani pada negara-negara berkembang. Guna meminimalisir dampak lingkungan yang diakibatkan oleh Peternakan ruminansia, khususnya sapi maka tim dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) melaksanakan pengabdian masyarakat dengan mengangkat tema ekonomi sirkular dan pemanfaatan yeast sebagai additive pakan.
Tim pengabdian masyarakat Polije yang diketuai oleh Satria Budi Kusuma, S.Pt., M.Sc. dan beranggotakan M. Adhyatma, S.Pt., M.Si.; Niati Ningsih, S.Pt., M.Sc.; serta Gullit Tornado Taufan, S.Pd., M.Pd. melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Sebagian besar masyarakat Desa Glundengan berprofesi sebagai petani yang memiliki tiga sampai empat ekor ternak sapi. Biasanya mereka hanya memberikan pakan hijauan atau jerami padi pada ternak mereka sehingga tidak heran jika produktivitasnya cukup rendah. Melaui pengabdian masyarkat ini Pak Satria menyampaikan bahwa untuk memperbaiki produktivitas sapi maka yang perlu diperbaiki pertama yaitu dari sisi pakannya, praktisnya perlu diberikan pakan penguat.
“Pakan penguat atau konsentrat ada dua macam yaitu pakan sumber energi dan pakan sumber protein, pemberian kedua jenis konsentrat ini harus disesuaikan kebutuhan sapi supaya efisien dan efektif.” Tambah Bu Niati. Pemanfaatan sumber bahan pakan yang berasal dari limbah pertanian maupun Perkebunan di wilayah Desa Glundengan dan sekitarnya bisa menjadi alternatif untuk menyiasati fluktuasi harga pakan konsentrat jadi. Limbah kulit edamame, edamame afkir, jagung, kulit kopi, kulit kakao, singkong, kacang tanah, dan lain-lain.
“Pemberian feed additive yeast pada pakan mampu meningkatkan kecernaan nutrisi pakan tersebut pada ternak sapi sehingga nantinya diharapkan produktivitasnya akan meningkat.” Terang Adhyatma. Perlu diketahui salah satu upaya dalam menekan produksi gas metan yaitu dengan meningkatkan efisiensi pakan ruminansia. Efisiensi pakan yang lebih tinggi berkorelasi positif terhadap penurunan produksi gas metan. Selain memberikan penyuluhan tentang pengetahuan bahan makanan ternak serta pemanfaatan yeast, tim dosen Polije juga memberikan mini workshop terkait pemberian yeast pada pakan dan perhitungan kebutuhan pakan sapi ideal sesuai tujuan pemeliharaan.
Salah satu anggota kelompok ternak Desa Glundengan yaitu pak Ahmad menyatakan bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi para peternak supaya sapi mereka dapat berkembang biak lebih baik dan cepat besar. Pernyataan tersebut juga diamini oleh seluruh peserta kegiatan pengabdian yang sangat antusias selama kegiatan berlangsung. Sebelum acara ditutup Pak Gullit menyampaikan bahwa silaturahim antara tim dosen dan kelompok ternak Desa Glundengan seyogyanya dapat terus terjalin untuk seterusnya.