Politeknik Negeri Jember melalui Program Pengabdian Masyarakat menggagas inisiatif “Desa MAPAN” (Mandiri Pakan) di Desa Selobanteng, Kabupaten Situbondo. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengelola pakan ternak fermentasi dan produksi pupuk organik guna meningkatkan ekonomi lokal dan mendukung ketahanan pangan.
Program ini diinisiasi oleh Rizki Amalia Nurfitriani, S.Pt., M.Si., bersama Nur Muhamad, S.Pt., M.Sc. dan Maria ‘Azizah, SP., M.Si. dari Politeknik Negeri Jember. Dibantu lima mahasiswa, mereka mengajarkan teknologi pengolahan limbah pertanian dan peternakan menjadi pakan fermentasi atau silase dan pupuk organik. Hal ini merupakan respons atas kebutuhan pakan hijauan dan pupuk yang kerap menjadi kendala bagi petani dan peternak desa setempat, khususnya saat musim kemarau.
Baca juga: Teknologi Smart Feeding
Kegiatan ini melibatkan Bumdes Desa Selobanteng yang mengelola berbagai unit usaha, termasuk peternakan sapi dengan populasi mencapai 847 ekor. Keterbatasan sumber pakan hijauan saat musim kemarau seringkali membuat peternak kesulitan, sehingga teknologi silase ini diharapkan mampu menjaga ketersediaan pakan berkualitas sepanjang tahun.
Tidak hanya itu, masalah limbah kotoran sapi yang selama ini terbuang ke saluran air dan menyebabkan konflik sosial juga mendapat perhatian. Limbah ini diproses menjadi pupuk organik yang nantinya digunakan untuk lahan pertanian jagung seluas 156 hektare di desa tersebut. Menurut Maria, pengolahan limbah menjadi pupuk organik dapat membantu mengatasi kelangkaan pupuk dan mengurangi biaya produksi bagi petani.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi transfer pengetahuan, pelatihan pembuatan pakan fermentasi, dan workshop produksi pupuk organik. “Kami berharap Desa Selobanteng bisa menjadi desa mandiri pakan yang mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak secara berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” kata Nur.
Selain dampak ekonomi, program ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa terlibat langsung di lapangan sebagai bagian dari kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurut Rizki, keterlibatan mahasiswa bukan hanya membantu transfer teknologi, tapi juga membekali mereka dengan pengalaman langsung yang relevan dengan bidang studi mereka.
Dengan dukungan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kontribusi mitra lokal, program ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dan mengangkat Desa Selobanteng sebagai contoh desa mandiri dalam mengelola sumber daya alamnya. Politeknik Negeri Jember optimis bahwa teknologi silase dan pupuk organik ini akan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha peternakan dan pertanian di desa-desa lain di Indonesia.
Baca Juga: Pemanfaatan BSF Kurangi Hama