Kasus stunting di Indonesia merupakan kasus yang masih banyak ditemukan terutama di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat Pendidikan rendah. Sebagai negara yang memiliki bonus demografi usia produktif mencapai 70% (15-64 tahun), dikhawatirkan malah menjadi malapetaka jika angka stunting balita tinggi. Stunting merupakan kondisi Ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi yang diberikan dalam waktu panjang, tidak sesuai kebutuhan. Stunting berpotensi menghambat perkembangan otak, yang berdampak pada keterbelakangan mental. Berangkat dari fakta tersebut, tim pengabdian masyarakat dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) berusaha mengeksplorasi desa di Kawasan Jember yang memiliki kasus balita stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini dilaksanakan oleh empat dosen Polije dengan dibantu dua orang mahasiswa.
Baca juga : henitas, sanitasi dalam pengemasan bakos
Posyandu Nusa Indah merupakan pos pelayanan terpadu yang berada di Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Jember merupakan salah satu kabupaten prioritas untuk intervensi anak stunting, termasuk salah satunya untuk diterapkan di Posyandu Nusa Indah. Jumlah tenaga kerja yang ada di Posyandu Nusa Indah sebanyak 5 orang dengan 4 orang kader dan 1 orang bidan. Adapun total balita yang ditangani di Posyandu Nusa Indah yaitu 10 orang.
Permasalahan yang terjadi di Posyandu Nusa Indah diantaranya banyaknya kasus anak yang kesehatannya sering menurun. Hal ini dikarenakan anak mengkonsumsi makanan yang tidak terkontrol oleh ibu seperti jajanan pasar yang belum terstandarisasi BPOM. Selain itu, banyak terjadi keluhan ibu bahwa anak tidak suka mengkonsumsi minuman sehat seperti susu murni. Hal ini juga menjadi dasar rendahnya pemenuhan gizi anak. Selain itu terdapat masalah lain yang memperburuk kondisi ini. Hasil wawancara yang dilakukan oleh kader posyandu terdapat respon ibu salah satunya mengenai pengolahan makanan. Sebanyak 8 ibu dari 10 ibu dibawah Posyandu Nusa Indah belum bisa mengolah makanan sumber protein yang penting untuk anak. Hal ini menjadi hambatan ibu dalam memberikan olahan makanan kreatif agar anak tertarik untuk mengkonsumi makanan tersebut.
Baca juga : higienitas, sanitasi dalam pengemasan bakso
Berdasarkan permasalahan diatas, Satria Budi Kusuma, S.Pt., M.Sc. sebagai ketua tim pengabdian memaparkan solusi dan kegiatan yang telah dilaksanakan: 1) Sosialisasi pengetahuan stunting untuk ibu dan kader posyandu Nusa Indah, 2) Edukasi pemberian makanan tambahan (PMT) dan bahan makanan tambahan kaya protein (BMT-P), 3) Bina Keluarga balita (BKB) untuk ibu dan kader poyandu Nusa Indah, dan 4) Pelatihan pembuatan yoghurt dan nugget ayam (BMT-P) untuk ibu dan kader posyandu Nusa Indah. Solusi permasalahan yang diterapkan merupakan hasil penelitian dari pengusul yang telah dipublikasikan dalam prosiding nasional ber-ISBN yaitu Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) tahun 2021 dengan judul “KIE Kader Kesehatan Dan Implementasi Step-Ap Sebagai Upaya Pencegahan Stunting”, serta sudah dipublikasikan pada NACosVi tahun 2022 dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Dasawisma melalui Edukasi dan Pelatihan Produk Hasil Peternakan”, terang Angga Rahagiyanto, S.ST., M.T. selaku anggota tim pengabdian masyarakat.
Baca juga : higienitas, sanitasi dalam pengemasan bakso
Pada kegiatan pelatihan dan diseminasi ini, ibu-ibu Posyandu Nusa Indah diajak berdiskusi tentang urgensi bahaya stunting dan bagaimana mencegahnya. Salah satu upaya pencegahan masalah stunting yaitu dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan bahan makanan tambahan kaua protein (BMT-P) yang berasal dari produk protein hewani. Ibu-ibu cukup antusias menyimak paparan dari tim pengabdian Masyarakat dan tidak jarang ada yang bertanya. Saat bimbingan teknis pembuatan yoghurt dan nugget ibu-ibu tidak sungkan untuk turun tangan dalam proses pembuatannya, ungkap Ida Nurmawati, S.KM., M.Kes.
Pada kesempatan yang sama Niyalatul Muna, S.Kom., M.T. menambahkan bahwa pasca kegiatan bimbingan teknis pembuatan yoghurt dan nugget, kami memberikan kuesioner terkait pengetahuan ibu-ibu tentang pembuatan Yoghurt dan Nugget Ayam. Hasilnya, mayoritas ibu-ibu merasa bertambah pengetahuannya tentang cara pengolahan produk peternakan khususnya susu dan daging ayam. Dari seluruh rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini, respon ibu-ibu posyandu Nusa Indah sangat positif, mereka sangat antusias dan pro aktif selama kegiatan. Dan mereka menyatakan bahwa mereka menantikan acara serupa dengan topik bahasan dan pelatihan yang berbeda nantinya.
Baca juga : higienitas, sanitasi dalam pengemasan bakso